PMII RAYON EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Oleh: Ratih Inge Aryunah (Ratih Inge)

PMII singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan organisasi yang terlahir atas dasar kesadaran kader-kader NU. Kader PMII tidak berasal dari kalangan NU saja namun ada beberapa kader dari kalangan Muhammadiyah. Warga PMII berasal dari berbagai suku, budaya, dan ras yang ada di Indonesia. Dengan berbagai perbedaan tersebut tidak menjadi penghambat untuk mencapai tujuan bersama.


Nilai-nilai yang terkandung dalam PMII disebut Nilai Dasar Pergerakan. Insaf dan sadar yang dibutuhkan semua anggota PMII untuk memahami nilai dasar tersebut.

Di dalam Nilai Dasar Pergerakan terdapat :
1.  Tauhid
Tauhid merupakan keyakinan mengesakan allah  SWT. karena allah yang menciptakan semua makhluk di alam semesta ini. allah itu maha adil, maha mengetahui, maha bijaksana, maha menolong dan maha tunggal. Dalam pergerakan diharapkan dapat melarutkan nilai tauhid di berbagai kehidupan sekitarnya.
2.  Hubungan Manusia Dengan Allah SWT.
Manusia merupakan ciptaan allah SWT. dalam bentuk sebaik-baiknya dengan dianugerahi akal fikiran sehingga kedudukannya lebih tinggi dari makhluk ciptaan allah yang lain. Manusia juga diberi kesadaran moral, jadi mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Apabila manusia tidak bisa memelihara moralnya, maka akan berada di kedudukan yang lebih rendah. Sebagai hamba allah manusia harus menjalankan perintah dan menjauhi segala larangannya. Taat beribadah dan berserah diri kepadanya, dilakukan dengan rasa ikhlas demi mengharap keridhoan
allah swt.
3.  Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta
Allah SWT merupakan  pencipta alam semesta ini beserta isinya, manusia dengan alam memiliki kedudukan yang sederajat. Namun dalam kehidupan ini allah menundukkan alam bagi umat manusia. Untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, manusia harus bisa memelihara, menjaga dan merawat alam ini.
4.  Hubungan Manusia Dengan Manusia
Manusia memiliki kedudukan sama antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga sesama manusia harus saling melengkapi satu sama  lain. Manusia merupakan makhluk sosial, jadi dituntut untuk bisa saling tolong menolong, saling menghormati, saling bekerja sama, saling mengajak dalam kebenaran demi kebaikan bersama.

Dalam PMII juga terdapat Ahlusunnah Wal Jamaah (ASWAJA) yang dijadikan  sebagai Manhajul Fikr atau kerangka berpikir. Aswaja juga sebagai metode pemahaman mengenai keyakinan (bertauhid).
Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam ASWAJA yaitu :
a.  Moderat
b.  Seimbang
c.  Adil
d.  Toleransi

PMII Universitas Jember memiliki 7 Rayon salah satu diantaranya adalah Rayon Ekonomi. Disini akan dibahas mengenai kaderisasi di Rayon Ekonomi. Kader itu anggota yang ada di dalam organisasi PMII. Kalau kaderisasi itu, bagaimana bisa mengayomi kader-kader lain, memberikan pemahaman tentang PMII itu sendiri, membentuk kader yang berintelektual dan berkualitas sehingga bermanfaat
untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Awal pengkaderan melakukan pendekatan secara emosional pada kader-kader, perlahan-lahan diberikan pemahaman mengenai PMII. Dengan diadakan kajian dan diskusi setiap minggunya, namun  jarang dilaksanakan lagi karena lebih fokus pada kegiatan-kegiatan di kampus. Seharusnya kepentingan rayon dan kampus itu seimbang. Kuantitas kader di Rayon Ekonomi lumayan banyak, namun hanya  sedikit kader yang aktif dan paham tentang PMII. Diantara penyebab kurang aktifnya kader lain yaitu tidak ada kenyamanan di rayon, adanya konflik antar kader, dan masalah merah jambu sering kali timbul. Dalam berorganisasi tidak mungkin lepas dari konflik.  Dari beberapa masalah tersebut seharusnya diselesaikan bersama. Sehingga semua kader bisa aktif kembali.

Pemahaman kader-kader rayon ekonomi tentang ke PMII-an masih di rasa kurang, karena kurang adanya diskusi informal atau formal tentang ke PMII-an itu  sendiri, sedangkan dalam mapaba pemberian materi tidak terlalu maksimal.   Pengurus-pengurus rayon sendiri atau bahkan penghuni rayon lebih sering membicarakan hal-hal yang tidak penting, contohnya saja masalah cinta, dan  kekurangan sahabat/i yang lain.  Di  kepengurusan internal rayon saja, terlihat kurang adanya kerja sama antar pengurus. Kaderisasi yang dilakukan pengurus kadang hanya pada kader tertentu saja, sehingga menimbulkan adanya ketimpangan sosial dan kecemburuan sosial antar kader. Pengurus rayon  lebih sering mengutamakan kepentingan pribadinya, ini salah satu penyebab kaderisasi tidak berjalan maksimal lagi. Dari uraian di atas bisa dilihat tingkat profesionalitas para kader PMII di Rayon
Ekonomi. Kondisi seperti ini tidak baik untuk rayon kedepannya, jika masih belum dilakukan perubahan. Hanya dibutuhkan kesadaran mulai dari pengurus dan semua anggota rayon untuk melakukan perubahan bersama. Sebatas ini pengetahuan tentang kaderisasi yang ada di Rayon Ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar