Geoekonomi Indonesia “Dilema Pembangunan Ekonomi”

Oleh : *Muhammad Taufiq

Di tengah perkembangan global yang penuh guncangan, baik di bidang politik maupun ekonomi, bagus kalau setiap orang lalu resah dan waswas. Mengutip mantan CEO Intel Corp Andrew Grove, ”Only the Paranoid Survived”. Isu politik dan ekonomi adalah dua isu yang menjadi paling dominan dalam dinamika kehidupan yang terjadi di berbagai kawasan dunia. Wacana geopolitik dan geoekonomi antar keduanya telah membentuk interdependensi antar keduanya dan sudah menjadi wajah dunia Face Of The World.
Geoekonomi merupakan sebuah isu wacana ekonomi yang dikaitkan dengan pemetaan wilayah beserta kondidi-kondisi dominan yang terjadi dan membentuk satu variabel yang determinan tentang dinamika ekonomi di suatu tempat/wilayah. Variabel dominan tersebut melibatkan banyak hal yang saling berhubungan seperti kondisi sosial budaya pada suatu tempat, bahkan politik dapat berpengaruh terhadap dinamika ekonomi pada suatu wilayah. Karena alasan tersebut maka tidaklah aneh apabila geopolitik dan geoekonomi adalah wacana yang membentuk satu interderpendensi dalam dinamika dunia.   Jadi Geoekonomi adalah cara pandang mengenai permasalahan ekonomi bangsa itu ditinjau dari faktor geografi, baik kaitannya dengan lingkup regional, nasional, maupun global. Adapun geostrategi adalah kebijakan pelaksanaan yang menentukan tujuan dan sarananya, termasuk cara penggunaannya dari sarana itu.

Geoekonomi berupaya menggambarkan hubungan antara geografi, ekonomi dan geografi ekonomi menjadi tata masalah geoekonomi. Pengkajian dan penelitian tentang geopolitik bersifat multi disiplin dan mencakup juga masalah ekonomi, sehingga sifat multi disiplin dan mencakup juga masalah ekonomi, sehingga tidak dapat ditsrik batas yang jelas antara bidang Geopolitik dan Geoekonomi. Namun demikian arah pemikiran dalam Geoekonomi kiranya cukup jelas, yaitu berupaya menelaah faktor-faktor spasial permukaan bumi sebagai Pertimbangan ekonomi. Hasil pemikiran itu merupakan bahan yang sangat penting untuk menetapkan kebijaksanaan nasional di bidang ekonomi dan bila dikaitkan dengan masalah hubungan antar negara tidak dapat dilepaskan lagi dari masalah Geopolitik.

Melihat latar belakang geografis Indonesia tanah yang subur, ketersediaan air cukup, serta lahan pertanian yang luas maka sektor pertanian menjadi tumpuan hidup 62 % penduduk Indonesia. Kodisi sebaliknya, sektor pertanian tidak menjadi prioritas utama sehingga menjadi sektor yang tertinggal bila dibandingkan dengan sektor industri dan jasa. Menurut Susenas tahun 2007 di Indonesia terdapat 37.200.000 jiwa penduduk miskin, 63 % atau 23.600.000 jiwa penduduk miskin terdapat di desa yang bekerja disektor agraris dan kelautan dan 37 % atau 13.600.000 jiwa penduduk miskin terdapat di kota.Indonesia juga terdiri atas 17.480 pulau besar dan kecil, dan memiliki panjang pantai 95.181 km, dan perairan seluas 5.8 juta km2. Letaknya antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta antara benua Asia dan Australia.

Potensi sumber daya alam dan manusia yang tersedia di Indonesia sangatlah besar secara kuantitas dan kualitaspun sebenarnya sumber daya yang ada di Indonesia juga tak kalah dengan negara-negara lain apabila terkelola dengan baik dan bijaksana oleh pemerintah atau pemangku kebijakan di negeri ini. namun ganbaran dinamika ekonomi Indonesia menunjukkan trend yang masih kontraproduktif yang artinya pembangunan ekonomi yang berlangsung di Indonesia masih belum mampu mengejawantahkan persoalan-persoalan ekonomi di Negeri ini. besarnya potensi yang ada masih belum dimanfaatkan secara baik dan bijaksana, hal ini disebabkan karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah masih banyak yang tidak strategis dan belum berorientasi dalam jangka panjang. Kesejahteraan masyarakat yang menjadi salah satu orientasi pembangunan ekonomi juga tidak merata, banyak sekali kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 %.

Seperti disinggung dalam karya Alvin dan Heidi Toffler, War and Anti-War – Survival at the Dawn of the 21st Century (1991), memang masih merupakan tesis yang sahih. Sebelumnya, Toffler menyinggung bangkitnya paham geoekonomi, di mana ekonomi jadi panglima. Poin pokok geoekonomi memancar dari keyakinan bahwa untuk menjadi kuat dan berpengaruh di dunia dibutuhkan bukan lagi mesin perang super modern, melainkan kemampuan menghasilkan produk unggul yang dibutuhkan dunia dengan harga terjangkau.

Paham geoekonomi berkembang saat orang melihat perekonomian bangsa-bangsa semakin bertali-temali, menimbulkan saling ketergantungan yang makin mendalam. Negara-negara telah berubah jadi negara pedagang, cocok dengan apa yang ditulis oleh Richard Rosecrance dalam bukunya, The Rise of the Trading State (1986). Perdagangan, bukan kekuatan militer, yang bisa membuka jalan menjadi kekuatan dunia. Namun inilah yang harus dipandang sebagai tren yang lebih kuat. Jepang tidak perlu menjajah Indonesia dengan kekuatan militer seperti abad silam atau zaman penjajahan, tetapi melalui produk otomotifnya yang berjaya di Indonesia dan negara-negara lain di dunia.

Tor Diskusi hari selasa, 27 November 2012
pukul : 18.30 WIB
tempat : Alun-alun kota Jember.
tema : Geoekonomi Indonesia " Dilema Pembangunan Ekonomi".
Mohon dibaca sebagai pengantar
 * = Ketua umum PMII Rayon FE UNEJ 2013-2014


0 komentar:

Posting Komentar